Bagaimana Rasanya Kuliah Online? Berikut Tanggapan Mahasiswa UNWAR

Estimated read time 4 min read

Pasca dikeluarkannya Surat Edaran tentang Tindak Lanjut Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di lingkungan Universitas Warmadewa pada Selasa, 16 Maret lalu, kegiatan perkuliahan kini dilaksanakan secara daring/online sesuai instruksi Surat Edaran pada poin pertama yang mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran agar dilaksanakan dengan menggunakan media pembelajaran secara daring/online.

Berlakunya sistem perkuliahan online ini menimbulkan beragam reaksi dari mahasiswa yang merasakan dampak perubahan sistem pembelajaran tersebut, yang sebelumnya dilakukan dengan bertatap muka. Lalu, seperti apa rasanya kuliah online itu? Berikut tanggapan beberapa mahasiswa Universitas Warmadewa :

“Santai sih karena kerjainnya (tugas: red) di rumah bisa sambil leha-leha, selonjoran, ngemil. Tapi bikin stres karena tugas luar biasa banyaknya. Bisa dua kali lipat dari tugas kuliah biasa, apalagi banyak tugas yang harus tulis tangan,” terang Ay, mahasiswa Fakultas Hukum semester 6 saat ditanyai bagaimana rasanya kuliah online. 

“Harapannya tolong dosen di unwar adain e-class biar sama seperti universitas lain yang udah pada canggih. Jangan gaptek-gapteklah,” lanjut Ay. 

Rivan Sesko, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik mengatakan bahwa perkuliahan yang dilakukan di kelas dengan cara tatap muka adalah yang terbaik. Sebab apabila mahasiswa tidak mengerti dengan maksud dosen, ia dapat bertanya langsung dan mendapatkan pemahaman yang baik. 

“Jurusan yang saya ambil itu membutuhkan banyak diskusi jadi dengan adanya kuliah online seperti ini partisipasi mahasiswa untuk diajak diskusi pun semakin menurun karena tidak langsung bertatap muka. Kita sadari bahwa dampak berkerumun itu memang cukup berisiko. Masing-masing orang tidak akan tahu apakah terpapar virus corona atau tidak. Saya rasa pemberlakuan ini sudah baik. Kuliah online sejauh ini yang saya rasakan memang pemberian tugas, bisa dikerjakan di rumah,” ujar Sesko yang juga Ketua Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Universitas Warmadewa itu.

“Harapan saya kedepanya mudah- mudahan dengan adanya kulia online seperti ini semua mahasiswa harus bisa lebih aktif dalam mencari alternatif atau media pembelajaran lainya yang bisa mendukung proses perkuliahannya, dan semoga dalam situasi seperti ini proses perkuliahan di Universitas Warmadewa tetap berjalan lancar,” tutup Rivandus Sesko.

Sementara itu Yuli Arya Dewi, Mahasiswi Fakultas Teknik ketika ditanya bagaimana rasanya kuliah online mengungkapkan keluhannya dengan tugas yang datangnya tiba-tiba dan deadline pengerjaannya pun cepat. 

“Rasanya kuliah online itu ya, seperti pengangguran tapi punya kerjaan, nah bayangin tuh, diam di rumah, keliatannya tidak melakukan apa-apa tapi hati ini waswas menunggu tugas dari dosen yang deadlinenya super tiba-tiba. Kadang dikasih tugas sore ini, kumpulnya besok pagi. Kan lembur tuh jadinya, ditambah lagi soalnya susah-susah,” terangnya.

“Jadi buat para dosen kalua bisa kasih deadlinenya  dua hari. Soalnya kan belum tentu kita selalu berada depan hp terus, belum lagi  kebanyakan orang orang sudah pulang kampung pasti susah sinyal,” lanjut mahasiswi yang sering di sapa Yuli.

Lain halnya dengan Santi Djala, ia menilai bahwa perkuliahan yang dilakukan secara daring ini sudah baik lantaran kegiatan perkuliahannya bisa dilakukan di rumah dan tidak jauh berbeda dengan perkuliahan konvensional.

“Kalau menurut saya perkuliahan online yang dilakukan sekarang ini sangat baik, dengan ditiadakannya jam kuliah tatap muka kita masih bisa tetap belajar dari rumah, meskipun kurang maksimal karena baru pertama kali dilakukan dan hambatan yang banyak dialami ya koneksi internet dan ketiadaan peket internet,” ujar Santi Skala, mahasiswi Fakultas Ekonomi.

“Harapannya buat mahasiswa harus memanage waktu buat kerja tugasnya, belajar karena pasti makin banyak dan menjaga komunikasi dengan teman kelas maupun dosen, dan yang tidak kalah penting siapkan teknologi yang dibutuhkan,” harap mahasiswi semester 6 ini.

Kemudian ada juga Femi Mola, Mahasiswi Fakultas Sastra, menurutnya kuliah daring ini tidak jauh berbeda dengan kuliah konvensional yang sering dilakukan di hari-hari sebelum wabah Corona ini merebak.

“Sejauh yg sudah saya dapat kuliah online sama spt kuliah konvensional.Yg paling besar perbedaanya mungkin tidak adanya tatap muka secara langsung antara dosen dan mahasiswa. Apalagi karena selama kurang lebih dua semester aplikasi E-Learning digiatkan di kampus Warmadewa khususnya di fakultas Sastra saya rasa tidak ada kendala berarti,” terang mahasiswi semester 4 ini.

Reporter: Yunda Papu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours